Header Ads

Peta 6 Jalur Alternatif Mudik di DIY, Berikut Kondisi dan Potensi Kerentanannya

(Jogja-GKD) – Ditlantas Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan ada enam jalur keluar masuk DIY dengan berbagai tingkat kerawanan. Pemudik yang melintas dihimbau untuk berhati-hati, terutama pada malam hari. Adapun jalur alternatif mudik di DIY yaitu:

  1. Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Jogja.
  2. Klangon-Nanggulan-Ngeplang-Kalibawang-Muntilan-Magelang.
  3. Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Parangtritis-Ring Road-Jogja.
  4. Jogja-Pleret-Imogiri-Banggang-Playen-Wonosari.
  5. Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring Road Selatan-Piyungan-Prambanan.
  6. Tempe-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten.

Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Jogja

Pertama, jalur Sentolo-Nanggulan-Moyudan-Minggir-Jogja yang memiliki jalur panjang dan sempit. Tingkat kerawanan jalur ini yaitu minimnya penerangan, adanya pasar yang tumpah, jalur sempit, dan jalur padat penduduk.

Peta 6 Jalur Alternatif Mudik di DIY, Berikut Kondisi dan Potensi Kerentanannya
Jalur Alternatif Sentolo ke Jogja

Klangon-Nanggulan-Ngeplang-Kalibawang-Muntilan-Magelang

Kedua, jalur Klangon-Nanggulan-Ngeplang-Kalibawang-Muntilan-Magelang dengan karakteristik jalur panjang termasuk jalan nasional, namun relatif sempit. Kerentanan termasuk kurangnya penerangan jalan, pasar tumpah, dan jalan yang relatif sempit.

Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Parangtritis-Ring Road-Jogja

Ketiga, yaitu jalur Wates-Panjatan-Brosot-Srandakan-Parangtritis-Ring Road-Jogja yang rawan lalu lintas padat, tidak ada pembatas jalan, pasar tumpah, jalan berkelok, jalur pemukiman padat, dan penerangan kurang.

Jogja-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari

Keempat, Jogja-Pleret-Imogiri-Panggang-Playen-Wonosari yang terkenal dengan arus lalu lintasnya yang padat, tidak ada pembatas jalan, pasar yang tumpah, penerangan yang kurang, dan banyak jalan yang berkelok-kelok.

Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring Road Selatan-Piyungan-Prambanan

Kelima, jalur Sedayu-Pajangan-Pandak-Bantul-Ring Road Selatan-Piyungan-Prambanan dengan bentuk kerentanan antara lain tidak adanya pembatas jalan, berada di kawasan pemukiman, dan minim penerangan.

Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten

Sedangkan jalur alternatif keenam, yaitu Tempel-Turi-Pakem-Ngemplak-Kalasan-Prambanan-Klaten, rawan jalan berkelok-kelok tanpa pembatas jalan dan minim penerangan.

Keterangan Direktur Lalu Lintas Polda Yogyakarta

Direktur Lalu Lintas Polda Yogyakarta, Kombes Pol. Iwan Saktiadi menjelaskan, keenam rute tersebut bisa menjadi alternatif bagi pemudik. Dia membenarkan bahwa sebagian besar jalan alternatif sudah relatif baik. “Hanya saja kami melihat masih banyak jalur alternatif di Sleman yang belum dilengkapi rambu penunjuk arah, ini sangat penting bagi pemudik. Kalau jalannya bagus, semuanya baik-baik saja,” katanya, Kamis (21/4). /2022), seperti dilansir news24.com.

Iwan mengatakan pentingnya penunjuk arah pada jalur alternatif Sleman-Solo karena jalannya banyak liku-liku. Hampir sulit membedakan antara jalan desa dan jalan provinsi karena sama-sama mulus, sehingga jika tidak ada rambu-rambu, dikhawatirkan menyulitkan pemudik. “Rambu-rambu ini bisa dipasang portabel asalkan informatif bagi pemudik, karena jalannya bagus, mulus dan sulit dibedakan antara jalur desa dan jalur umum,” ujarnya.

No comments

Powered by Blogger.